Selasa, 24 Maret 2015

Cerbung

Dari Dea, untuk Roy..


Roy tahukah kamu, malam ini dan malam-malam sebelumnya masih saja sama. Aku kangen. Kangen perhatian sama kamu. Aku sadar dulu aku kurang bisa membuat kamu nyaman sama aku dan ga jadi wanita yang bisa kamu banggakan. Maaf. Hingga kamu mencari kenyamanan ke wanita lain. Dan setelah kamu mendapatkannya dari wanita lain, kamu buang aku, kamu ninggalin aku yang lagi berusaha mengusahakan yang terbaik buat kamu. Roy.. jujur, aku juga merasa jenuh kala itu.. Aku tau kamu bangun pukul berapa, sarapan, berangkat ke kantor, istirahat, pulang kantor, jadwal latihan, pulang latihan, sampe kamu tidur dan bangun lagi aku hapal. Itu rutinitas kamu. Hampir lima bulan seperti itu ternyata jenuh juga tanpa pertemuan dan canda tawa dihadapan langsung. Aku tetap tak bisa menyentuhmu, apalagi merasakan hangatnya pelukmu. Tapi aku berusaha menepis itu dan aku yakinkan diriku untuk terus memperjuangkanmu. Roy.. tapi kenapa kamu nyerah? kenapa? Tadinya aku pengen nunjukin sayangnya aku dalam bentuk real, bukan sekedar omongan di bbm, sms ataupun telpon. Aku pengen secara langsung. Aku bertahan, nunggu kamu pulang dengan sabar. Tapi setelah kamu pulang, apa? kamu bersama wanita lain. Hati kamu kemana? Mungkin aku yang terlalu percaya dengan setiap ucapan yang keluar dari mulut kamu, yang ternyata itu cuma speak doang, hoax, ga ada buktinya. Cukup tau. Tapi dengan ini aku jadi tau, betapa berharganya komitmen setia. Betapa mudahnya berucap janji.Ternyata orang yang mudah berucap janji itu mudah pula mengingkarinya. Ah sudahlah, kamu ga akan ngerti, karna kamu selalu menganggap simpel semuanya. Seperti ucapan kamu kemarin, "Ya kamu TINGGAL move on" atau "Ya gpp ketemu, kalo masih sayang juga ya biasa aja"


Roy sayang, sampai saat ini aku masih saja setia, masih ingin menjadi lebih baik untuk kamu. Aku tau kamu sudah bersamanya. Tapi entah kenapa Roy.. Hati dan pikiranku masih saja terus menerus dipenuhi tentang kamu. Ya, kemarin-kemarin aku sempat membuka hati untuk pria lain, tapi apa yang terjadi, aku justru semakin tersiksa. Saat aku harus membangunkan dia, tapi dia itu bukan kamu lagi yang biasa aku banguin. Ditelpon, aku malah sedih karna aku harus ngobrol sama dia yang sebenarnya aku ingin ngobrolnya sama kamu Roy.. Yang ada, aku malas membalas bm atau sms dari dia, aku jadi mengacuhkannya. Sepertinya aku udah salah, memberikan harapan padanya padahal aku ga mau. Entahlah.. Aku lebih nyaman sendiri, bersama teman-teman, dan jadi pribadi yang lebih baik dan fokus mengejar impian. "Kalau jodoh ga kemana" ah ssbenarnya aku ga mau ngucapin kata-kata itu, seperti kata-kata orang yang menyerah..


Roy.. bisakah kita bertemu sebagai sahabat? Kita lupakan kisah kita yang kemarin bahagia dan kecewa, kita lupakan sejenak pasangan kita yang sekarang. Biasakah kita main dan bercanda serta bertukar pikiran? sebagai sahabat. Tanpa memikirkan status. Biasakah?


Bersambung..


love

EK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar